MAJAS DALAM LIRIK LAGU YOSHIOKA YUI DI ALBUM
GREEN GARDEN POP
: KAJIAN STILISTIKA
文体論 研究 岡 い ア GREEN GARDEN POP
歌詞 含 比喩
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
Program Strata 1 Humaniora dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Oleh : Sulistianingrum NIM 13050112140140
PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
MAJAS DALAM LIRIK LAGU YOSHIOKA YUI DI ALBUM
GREEN GARDEN POP
: KAJIAN STILISTIKA
文体論 研究 岡 い ア GREEN GARDEN POP
歌詞 含 比喩
SKRIPSI
Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana
Program Strata 1 Humaniora dalam Ilmu Bahasa dan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Oleh : Sulistianingrum NIM 13050112140140
PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
HALAMAN PERNYATAAN
Penulis menyatakan dengan sejujur-jujurnya dan sebenar-benarnya bahwa skripsi
berjudul “Majas yang Terdapat dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui di Album Green
Garden Pop: Kajian Stilistika” merupakan hasil karya pribadi tanpa mengambil
hasil pengkajian dari universitas serta lembaga pendidikan tertentu. Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai realita, maka saya bersedia untuk menerima
sanksi akademis berupa pencabutan gelar kesarjanaan.
Semarang,15 September 2016 Penulis
Sulistianingrum
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul “Majas dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui di Album Green
Garden Pop: Kajian Stilistika” ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk
diajukan kepada Tim Penguji Skripsi pada hari : Kamis
tanggal : 22 September 2016
Disetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Majas dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui di Album Green Garden Pop: Kajian Stilistika” ini telah diterima dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi Program Strata 1 Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Pada tanggal : 22 September 2016
Tim Penguji Skripsi
Ketua
Dr. Redyanto Noor, M.Hum. ………... NIP19590307 198603 1 002
Anggota I
Nur Hastuti, S.S., M.Hum. ……… NIK19810401012015012025
Anggota II
Fajria Noviana, S.S, M.Hum. ……… NIP 197301072014092001
Anggota III
Budi Mulyadi, SPd, M.Hum. ………... NIP 197307152014091003
Dekan
MOTTO
Gantunglah cita-cita setinggi langit, dan jangan berdiam diri saja tapi, ciptakanlah rocket untuk bisa mencapainya.
(penulis)
Skripsi ini kupersembahkan untuk
Ibu, orang nomer satukuBapak, pahlawan superku
Mas Sigit, Mba ning , Mas Dino, Mas Edi, Kakak terbaikku
PRAKATA
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kepada Alloh SWT
atas limpahan nikmat dan karunia, serta hidayah-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan program strata I Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro.
Penulis menyadari dalam proses penulisan skripsi yang berjudul “Majas yang
Terdapat dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui di Album Green Garden Pop: Kajian
Stilistika” ini mengalami banyak sekali kesulitan. Namun, berkat bimbingan dari
dosen pembimbing, serta kerja sama dan dukungan dari berbagai pihak, maka
kesulitan-kesulitan tersebut dapat teratasi.
Dengan penuh rasa hormat penulis ingin mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. Redyanto Noor, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Diponegoro Semarang, serta Dosen Pembimbing I. Terimakasih atas waktu, saran, arahan, dan bimbingannya selama menjadi pembimbing. Seluruh jasa bapak akan saya ingat selalu;
2. Ibu Elizabeth Ika Hesti A.N.R, S.S., M.Hum., selaku Ketua Jurusan Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang;
motivasinya selama menjadi pembimbing. Seluruh jasa Sensei akan selalu tertanam dalam hati saya;
4. Seluruh Dosen Sastra dan Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang yang telah membagikan ilmunya,
memberikan jasa yang tak ternilai harganya;
5. Kepada Ibu, Bapak, Mas Sigit, Mba Ning, Mas Dino, Mas Edi, juga seluruh keluarga besar, terimakasih atas seluruh doa, dukungan, dan
semangat yang diberikan tanpa kenal lelah;
6. Untuk David Pribadi, S.T., terimakasih selalu memberikan dukungan,
nasihat, saran, dan semangat agar saya berusaha lebih baik dari sebelumnya. Serta untuk para sahabat terbaikku Putri, Amanda, Meitri, Ais, Tika, dan Anggun, terimakasih karena bersedia menjadi tempat
berbagi dan menjadi penghibur di masa-masa terberatku. Terimakasih; 7. Teman-teman seperjuangan Sastra Jepang Universitas Diponegoro
Semarang angkatan 2012 yang telah banyak membantu dan memberikan warna selama masa-masa kuliah ini.
Penulis berharap, semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi orang lain
sebagaimana penulis mendapatkan pelajaran yang berharga selama proses mengerjakannya.
Semarang, 15 September 2016
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN………...iii
HALAMAN PERSETUJUAN………...iv
HALAMAN PENGESAHAN………v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN………vi
PRAKATA………vii
INTISARI………...xi
ABSTRACT………...xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………1
1.2 Rumusan Masalah………...4
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian………..4
1.4 Ruang Lingkup Penelitian………...5
1.5 Metode dan Langkah Kerja Penelitian………...5
1.5.1 Data dan Sumber Data………6
1.5.2 Langkah Kerja Penelitian………6
1.6 Sistematika Penulisan……….7
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka………8
2.2 Landasan Teori……….11
2.2.1 Teori Lirik Lagu………..11
2.2.2 Teori Struktural Puisi………..12
BAB 3 MAJAS DALAM LIRIK LAGU YUI YOSHIOKA DI ALBUM
GREEN GARDEN POP
3.1 Majas Pertentangan………19
3.1.1 Majas Antithesis………19
3.1.2 Majas Paradoks……….22
3.1.3 Majas Oksimoron………..24
3.2 Majas Perbandingan………...26
3.2.1 Majas Hiperbola………26
3.2.2 Majas Simile………..28
3.2.3 Majas Sinestesia………29
3.2.4 Majas Alegori………30
3.2.5 Majas Simbolik……….34
3.3 Majas Penegasan………40
3.3.1 Majas Repetisi………...40
3.3.2 Majas Retoris………42
BAB 4 PENUTUP 4.1 Simpulan………44
4.2 Saran………...45
DAFTAR PUSTAKA………47
YOUSHI...………....49
LAMPIRAN………..52
INTISARI
Ningrum, Sulistia. 2016. “Majas yang Terdapat dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui
di Album Green Garden Pop: Kajian Stilistika”. Skripsi Program Studi Sastra Jepang, Universitas Diponegoro, Semarang. Pembimbing I Drs. Redyanto Noor, M.Hum. Pembimbing II Nur Hastuti, S.S., M.Hum.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan dan menjelaskan tentang majas yang terdapat dalam lirik lagu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga lirik lagu yang berjudul Fight, Life, dan Again yang dinyanyikan oleh Yoshioka Yui dalam album Green Garden Pop. Album ini dirilis tahun 2012 lalu.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode struktural yang nantinya hanya akan difokuskan pada pencarian jenis majas. Teori yang digunakan dalam penelitain ini adalah teori lirik lagu, struktural puisi, dan stilistika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam lirik lagu Fight, Life, dan Again terdapat bermacam-macam jenis majas yang ditemukan. Jenis majas pertentangan berjumlah tujuh, jenis majas perbandingan berjumlah empat belas, jenis majas penegasan berjumlah empat.
Kata kunci: majas, lirik lagu, Yoshioka Yui, stilistika
ABSTRACT
Ningrum, Sulistia, 2016. “Majas yang Terdapat dalam Lirik Lagu Yoshioka Yui di Album Green Garden Pop: Kajian Stilistika”. A thesis in partial fulfillment of
the requirement for S-I Degree Japanese Department, Faculty of Humanities, Diponegoro University, Semarang. First Advisor Drs. Redyanto Noor, M.Hum. Second Advisor Nur Hastuti, S.S., M.Hum.
This research aims to finding and explaining about figure of speech. The sources which used in research are three song titled Fight, Life, and Again sung by Yoshioka Yui in Green Garden Pop album. The album was released in 2012 ago.
The method which used in this research is structural method, which will only be focused on the search type of figure of speech. The theory which used in this research are song lyric theory, structural poetry, and stylistics.
The result of research showing that in the lyrics of the song Fight, Life, and Again there are various kinds of figure of speech found. The type of figure of speech contradiction totaled seven, the type of figure of speech comparing totaled fourteen, and the type of figure of speech assertion totaled four.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Jika bahannya
diambil dari dunia nyata, tetapi sudah diolah (ditambah atau dikurangi) oleh imajinasi atau rekaan pengarang sehingga kebenaran dalam karya sastra itu adalah kebenaran menurut idealnya pengarang (Noor, 2010:13). Karya sastra juga
merupakan wujud permainan kata-kata pengarang yang berisi maksud tertentu, yang akan disampaikan kepada penikmat sastra. Pengarang meluapkan
perasaannya dalam bentuk tulisan, dan menggunakan kata-kata yang disusun sedemikian rupa. Sehingga, dapat dikatakan pula bahwa bahasa merupakan
wahana ekspresi dalam karya sastra. Bahasa memiliki kesan keindahan sekaligus membawa makna dalam karya sastra.
Jenis karya sastra itu sendiri dikenal dalam dua bentuk, yaitu fiksi dan
nonfiksi. Bentuk karya sastra fiksi adalah prosa, puisi, dan drama. Adapun contoh karya sastra nonfiksi adalah biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Salah
satu karya sastra yang dapat dikaji adalah lirik lagu. Lirik lagu sendiri termasuk dalam karya sastra puisi. Karena, pada dasarnya lirik lagu tersebut diadopsi dari satuan lirik-lirik yang bisa disebut puisi. Seorang pencipta lagu akan membuat
satuan nada dan merangkainya menjadi satu yaitu menjadi lagu yang titik awalnya dari proses estetika. Proses estetika adalah pencipta lagu mencoba untuk
keahliannya dalam menyatukan bait-bait itulah yang menjadikannya sebuah lagu yang bisa dinikmati masyarakat. Contohnya pada lagu kebangsaan Jepang yaitu
Kimigayo. Lirik lagu ini pertama kali muncul dalam sebuah antologi puisi bernama Kokin Wakashu, sebagai sebuah puisi yang anonim. Liriknya ditulis pada zaman Heian (794-1185M), kemudian melodinya ditulis pada akhir zaman Meiji1.
Teks lirik lagu sebagai karya kreatif seperti halnya puisi dibentuk oleh beberapa unsur yang terintegrasi. Menurut Waluyo, puisi terdiri atas unsur fisik
dan unsur batin. Secara fisik, puisi atau lirik lagu tidak ada tanpa bahasa, sedangkan yang dimaksud dengan unsur batin adalah pikiran atau perasaan yang
diungkapkan penyair atau pengarang. Kedua unsur itu saling terikat dan terintegrasi membangun sebuah puisi atau lirik lagu secara fungsional (melalui Hermintoyo, 2014:13).
Puisi dan lirik lagu juga sama-sama bersajak, memiliki larik, bait, dan isinya merupakan ungkapan dari sebuah perasaan. Puisi memiliki unsur yang
menimbulkan efek estetika di dalamnya seperti gaya bahasa, imaji, unsur retorik, rima, dan irama. Begitupun dengan lirik lagu memiliki berbagai unsur sehingga menimbulkan efek estetika. Berkaitan dengan itu, unsur yang akan diteliti didalam
penelitian ini adalah gaya bahasanya yang berupa majas.
Majas merupakan bagian dari gaya bahasa yang berbentuk tulisan maupun
lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang. Dalam suatu puisi, kata-kata dalam kalimatnya
1
Web-Japan, “National Flag and Anthem” diakses dari
pastilah menggunakan suatu majas. Karena, majas dapat dikatakan sebagai ilmu dasar dalam menulis puisi, oleh sebab itu teori mengenai majas sangat diperlukan
untuk memperdalam suatu analisis.
Lirik lagu juga menyimpan makna yang tersembunyi dibalik kata-kata
atau ungkapan yang digunakannya. Hal ini terkadang membuat lagu tidak dapat langsung dipahami hanya dengan mendengar lagu tersebut secara sepintas saja. Tetapi, dibutuhkan penghayatan untuk dapat memahami makna sebenarnya yang
terkandung dalam lagu tersebut.
Penulis mengambil topik mengenai lagu milik Yoshioka Yui dalam
albumnya yang berjudul Green Garden Pop. Yoshioka Yui merupakan penyanyi solo dan pencipta lagu wanita terkenal dari Jepang. Dia adalah musisi yang tidak hanya terkenal di Jepang, namun juga di berbagai negara. Salah satunya adalah di
Indonesia. Yoshioka Yui memulai karirnya sejak tahun 2006 sampai sekarang. Lagu-lagu terkenal miliknya telah menjadi soundtrack dari beberapa anime dan
film Jepang. Pada tanggal 5 Desember 2012 lalu, Yoshioka Yui meluncurkan album terakhirnya yaitu Green Garden Pop, sebelum akhirnya dia memutuskan untuk membentuk band bernama Flower-Flower. Di dalam album tersebut
terdapat 18 lagu, yaitu Hello, How crazy, Again, Life, Laugh Away, My Generation, Shake My Heart, Rolling Star, Namidairo, I Do It, I Remember You,
Green Alive, Its All Too Much, Please Stay With Me, Fight, Your Heaven, You,
dan Good Bye Days.
Dalam penelitian ini hanya difokuskan pada tiga lirik lagu Yoshioka Yui
Again. Lagu Fight ini pernah dijadikan tema dari ulang tahun NHK World yang
ke-79 tahun, pada tanggal 1 Agustus 2012 lalu. Lagu Life pernah dijadikan
soundtrack penutup untuk seri kelima anime Bleach. Selain itu, lagu Again juga
dijadikan soundtrack pembuka anime Fullmetal Alchemist Brotherhood. Ketiga
lagu Yoshioka Yui tersebut begitu terkenal hingga menduduki tangga lagu teratas
dalam dunia musik di Jepang. Selain itu lagu-lagu tersebut juga sama-sama
bertemakan tentang perjuangan hidup seseorang yang di dalamnya mengandung
berbagai macam jenis majas yang menarik untuk diteliti. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis ingin meneliti dan mengambil judul penelitian mengenai
majas dalam lirik lagu Yoshioka Yui di album Green Garden Pop, kajian stilistika.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas rumusan
permasalahan dalam penelitian ini adalah jenis majas apa saja yang terdapat dalam lirik lagu Yoshioka Yui di album Green Garden Pop.
1.3Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan jenis majas apa saja yang
terkandung dalam lirik lagu yang dinyanyikan oleh Yoshioka Yui di album Green Garden Pop. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini secara
teoretis adalah mendapatkan informasi tentang majas yang merupakan bagian dari
referensi dan masukan bagi para pemerhati dan peneliti sastra puisi maupun lirik lagu untuk mengembangkan penelitian terhadap karya sastra.
1.4Ruang Lingkup Penelitian
Ada dua data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan bahan kajian atau objek analisis penelitian. Data primer meliputi objek formal dan objek material. Objek formal penelitian ini adalah
majas yang terdapat dalam kumpulan lirik lagu Fight, Life, dan Again yang dinyanyikan oleh Yoshioka Yui. Objek material dalam penelitian ini adalah
kumpulan lirik lagu Yoshioka Yui dalam album Green Garden Pop yang berjudul Fight, Life, dan Again. Ketiga lagu tersebut merupakan lagu paling populer milik
Yoshioka Yui yang dijadikan soundtrack anime dan theme song NHK World
ke-79.
1.5 Metode dan Langkah Kerja Penelitian
Metode analisis data dan langkah-langkah penelitian yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah melalui pendekatan struktural yang nantinya hanya akan difokuskan pada pencarian jenis majas yang terdapat dalam album Green Garden Pop milik Yoshioka Yui. Sebelumnya penulis akan menerjemahkan lirik
lagu dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia agar penulis dapat lebih memahami arti dari lirik lagu tersebut. Selanjutnya, akan menentukan jenis majas
1.5.1 Data dan Sumber Data
Ada dua data dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer merupakan bahan kajian atau objek analisis penelitian. Sumber data penelitian ini adalah lirik lagu Yoshioka Yui yang berjudul Fight, Life, dan Again
dalam album Green Garden Pop. Aspek yang diteliti adalah majas yang digunakan dalam lirik lagu-lagu tersebut. Data sekunder merupakan sumber yang digunakan untuk mendukung penelitian. Data sekunder dalam penelitian ini
adalah hasil penelitian terdahulu, dan referensi yang berkaitan dengan stilistika.
1.5.2 Langkah Kerja Penelitian
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mendengarkan semua lagu Yoshioka Yui yang ada dalam album Green
Garden Pop yang akan diteliti.
b. Menulis semua lirik lagu Yoshioka Yui yang akan diteliti.
c. Menerjemahkan lirik lagu Yoshioka Yui yang masih berbahasa Jepang menjadi Bahasa Indonesia agar memudahkan dalam penelitian ini.
d. Membaca secara keseluruhan dari hasil awal sampai akhir secara
berulang-ulang supaya memahami isi yang terdapat dalam kumpulan lirik lagu tersebut. e. Melakukan pendokumentasian tentang penggunaan majas pada lirik lagu
Yoshioka Yui dengan mencatat data-data tentang unsur majas kemudian mengklasifikasikan majas yang terdapat pada lagu tersebut.
f. Menganalisis data sesuai dengan rumusan masalah yang ada dalam penelitian
g. Membuat simpulan hasil analisis dan membuat laporan hasil penelitian.
1.6 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika sebagai berikut.
Bab 1 pendahuluan yang berisi paparan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, metode penelitian, langkah kerja penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab 2 kajian pustaka dan landasan teori. Kajian pustaka berisi analisis persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sehingga
diketahui kebaruan penelitian ini. Pada bab ini juga dipaparkan teori-teori yang digunakan untuk menganalisis objek penelitian.
. Bab 3 adalah berisi mengenai pembahasan tentang lirik lagu yang penulis
teliti dengan menggunakan teori stilistika khusunya majas di dalam lirik lagu YoshiokaYui.
Bab 4 berisi penutup yang mana akan menjelaskan simpulan secara menyeluruh yang diperoleh setelah penelitian dilakukan. Selain itu, juga akan disisipkan beberapa saran yang nantinya akan berguna bagi penelitian selanjutnya.
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Bab ini berisi kajian pustaka dan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Dalam kajian pustaka disebutkan referensi berupa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini. Kajian pustaka dilengkapi dengan analisis
persamaan dan perbedaan penelitian-penelitian terdahulu dengan penelitian ini untuk mengetahui kebaruan atau perbedaan penelitian ini dibandingkan penelitian
sebelumnya. Selain itu, pada bab ini juga dipaparkan mengenai landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori lirik lagu, struktural puisi, dan stilistika.
2.1Kajian Pustaka
Tinjauan terhadap penelitian terdahulu penting dilakukan untuk mengetahui kebaruan penelitian yang dilakukan. Hal ini bertolak pada pengertian bahwa penelitian dilakukan dalam rangka mengakumulasi ilmu. Kajian terhadap
penelitian dan referensi yang relevan dengan penelitian ini dipaparkan dalam subbab ini.
Sudah banyak skripsi yang meneliti tentang puisi, lirik lagu, maupun majas sebagai pendekatannya. Berikut ini adalah beberapa contohnya. Skripsi milik Saiful Munir dari Universitas Negeri Semarang pada tahun 2013 dengan judul
“Diksi dan Majas dalam Kumpulan Puisi Nyanyian dalam Kelam Karya Sutikno
W.S: Kajian Stilistika”. Di dalam skripsi tersebut berisi tentang aspek-aspek
Inggris, dan pemanfaatan sinonim. Selain itu juga menganalisis majas yang ditemukan dalam kumpulan puisi tersebut. Dimulai dari majas perbandingan,
metafora, perumpamaan, personifikasi, metonimia, sinekdoke, dan majas alegori. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah sama-sama
mengkaji tentang majas. Adapun perbedaannya adalah penelitian tersebut menggunakan kumpulan karya sastra puisi karya Sutikno W.S. Adapun, penelitian ini menggunakan lirik lagu dari penyanyi Jepang yang bernama Yoshioka Yui.
Pada skripsi tersebut juga membahas tantang diksi atau pemilihan kata. Adapun, dalam penelitian ini hanya difokuskan pada jenis-jenis majas secara lebih
mendalam.
Skripsi berjudul “Jenis Majas dalam Lirik Lagu Karya Melly Goeslaw”
milik Siti Halimah dari Universitas Diponegoro pada tahun 2008. Di dalam skripsi
tersebut berisi tentang jenis majas beserta fungsinya yang terdapat pada lima puluh lirik lagu karya Melly Goeslaw dengan menggunakan metode analisis
stilistika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis majas/bahasa kias dapat dideskripsikan menjadi tiga kelompok yaitu, (1) pembandingan, meliputi simile; ke-ada-an, kosmos, energi, substansi, terestrial, kehidupan, makhluk hidup,
manusia, dan metafora; ke-ada-an, kosmos, enegi, substansi, terestrial, objek, makhluk hidup, manusia, (2) penggantian berupa sinekdoke; ke-ada-an, kosmos,
manusia, (3) pemanusiaan berupa personifikasi; ke-ada-an, kosmos, energi, terestrial, manusia.
Pada penelitian tersebut dianggap relevan dengan penelitian ini karena
penelitian tersebut dengan penelitian ini adalah jumlah objek yang diteliti. Pada skripsi tersebut meneliti lima puluh lirik lagu yang diciptakan oleh Melly
Goeslaw. Adapun, penelitian ini hanya difokuskan pada tiga lirik lagu Yoshioka Yui dalam album Green Garden Pop. Pengelompokan jenis majas pada skripsi
tersebut adalah majas pembanding, penggantian, dan pemanusiaan. Adapun, penelitian ini yang diteliti adalah majas berdasarkan jenis majas pertentangan, perbandingan, dan penegasan.
Pada tahun 2014 terdapat contoh skripsi lainnya yaitu skripsi milik Rima Ristiana dari Universitas Diponegoro yang berjudul “Majas dan Imaji dalam Lirik
Lagu Album Kanjou Effect milik One Ok Rock”. Dalam penelitian tersebut berisi tentang analisis majas dalam album tersebut. Yaitu majas perbandingan, pemanusiaan, dan penggantian. Serta menganalisis imaji yang dapat memberikan
efek bayangan kepada lirik lagu sehingga lirik lagu tersebut dapat menjadi imajinatif bagi para pembaca.
Penelitian tersebut dianggap relevan dalam mendukung refensi tentang kajian tentang majas pada lirik lagu. Meskipun sama-sama meneliti hal tersebut, namun fokus kajian penelitian ini berbeda dengan penelitian tersebut. Pada
penelitian tersebut menambahkan adanya analisis tentang imaji. Adapun, pada penelitian ini hanya akan difokuskan untuk memperdalam tentang majasnya saja.
Beberapa penelitian terdahulu yang telah dipaparkan memperlihatkan bahwa penelitian ini merupakan penelitian yang baru tetapi bersifat melengkapi
penelitian yang sudah ada sebelumnya.
2.2Landasan Teori
Dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori lirik lagu, struktural puisi, dan stilistika. Teori lirik lagu untuk menganalisis pengertian lirik lagu itu
sendiri. Selain itu, juga menggunakan teori struktural puisi dan stilistika untuk menganalisis jenis majas yang terdapat dalam lagu Yoshioka Yui di album Green
Garden Pop.
2.2.1 Teori Lirik Lagu
Dalam proses penciptaan lagu, bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan buah pikiran dan imajinasi pengarang, di samping melodi. Bahasa
lagu hakikatnya adalah puisi karena terdapat unsur bunyi, persajakan, diksi, bahasa kias, larik dan bait sehingga diperoleh efek estetis. Bahasa dalam lagu disebut lirik. Lirik adalah jiwa lagu yang bersama dengan melodi atau instrumen
membentuk suatu harmoni (Hermintoyo, 2014:1).
Menurut Soedjiman lirik merupakan sajak yang berupa susunan kata
pribadi seseorang, tetapi seharusnya memiliki isi yang universal sehingga orang lain dapat merasakan apa yang tertuang dalam lagu (melalui Hermintoyo, 2014:1).
Teks lirik lagu sebagai karya kreatif seperti halnya puisi dibentuk oleh beberapa unsur yang terintegrasi (Hermintoyo, 2014:13). Menurut Waluyo
menyebutkan bahwa puisi terdiri atas unsur fisik dan unsur batin. Yang dimaksud dengan unsur fisik adalah unsur bahasa yang digunakannya. Secara fisik, puisi atau lirik lagu tidak ada tanpa bahasa, sedangkan yang dimaksud dengan unsur
batin adalah pikiran atau perasaan yang diungkapkan penyair atau pengarang (melalui Hermintoyo, 2014:13). Kedua unsur itu saling terikat dan terintegrasi
membangun sebuah puisi atau lirik lagu secara fungsional (Hermintoyo, 2014:13). Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa lirik lagu mempunyai ciri-ciri yang sama dengan puisi, sehingga lirik lagu dapat dianalisis
sebagai karya sastra yang sama seperti puisi.
2.2.2 Teori Struktural Puisi
Unsur-unsur yang terdapat dalam karya sastra puisi adalah unsur bunyi yang meliputi orkestrasi bunyi, simbol bunyi, sajak, dan irama. Serta unsur kata
yang meliputi kosakata, unsur atau aspek ketatabahasaan, masalah denotatif dan konotatif, pilihan kata (diksi), bahasa kiasan (majas), citraan, sarana retorika, gaya
kalimat, serta gaya sajak (Pradopo, 1987:20-21).
Menurut Pradopo (1987:118-119) karya sastra merupakan sebuah struktur. Struktur di sini dalam arti bahwa karya sastra itu merupakan susunan unsur-unsur
saling menentukan. Jadi, kesatuan unsur-unsur dalam sastra bukan hanya berupa kumpulan atau tumpukan hal-hal atau benda-benda yang berdiri sendiri-sendiri,
melainkan hal-hal itu saling terikat, saling berkaitan, dan saling bergantung. Menurut Hill (melalui Pradopo, 1987:120) karya sastra merupakan sebuah
struktur yang kompleks. Karena itu, untuk memahami karya sastra (sajak) haruslah karya sastra (sajak) dianalisis. Sebuah analisis yang tidak tepat hanya akan menghasilkan kumpulan fragmen yang tidak saling berhubungan.
Unsur-unsur sebuah koleksi bukanlah bagian-bagian yang sesungguhnya. Maka dalam analisis sajak, bagian itu haruslah dapat dipahami sebagai bagian dari keseluruhan
(Pradopo, 1987:120).
Sajak merupakan susunan keseluruhan yang utuh, yang bagian-bagian atau unsur-unsurnya saling erat berkaitan dan saling menentukan maknanya. Menurut
Culler (melalui Pradopo, 1987:120) antara unsur-unsur struktur sajak itu ada koherensi atau pertautan erat, unsur-unsur itu tidak otonom, melainkan merupakan
bagian dari situasi yang rumit dan dari hubungannya dengan bagian lain, unsur-unsur itu mendapatkan artinya. Jadi, untuk memahami sajak haruslah diperhatikan jalinan atau pertautan unsur-unsurnya sebagai bagian dari keseluruhan.
Menurut Preminger satuan-satuan yang berfungsi dan konvensi-konvesi sastra yang berlaku adalah alur, setting, penokohan, satuan-satuan bunyi,
kelompok kata, kalimat (gaya bahasa), satuan visual seperti tipografi, enjambement, satuan baris (bait) (melalui Pradopo, 1987:123). Adapun ciri utama
yang membedakan antara karya sastra puisi dengan karya sastra yang lainnya
kata dan bunyi untuk menghasilkan suatu bentuk fisik yang mampu mendukung isi, rasa, dan suasana.
2.2.3 Teori Stilistika
Menurut Pradopo, studi stilistika adalah studi masalah gaya bahasa. Gaya bahasa merupakan sarana sastra yang ikut membentuk nilai estetis suatu karya sastra (melalui Supriyanto, 2009:17). Gaya penulisan pengarang adalah gaya
bahasa yang dipakai oleh pengarang dalam penulisan karya-karyanya. Bahasa yang dipakai pengarang merupakan cermin kekhasan pengarang itu sendiri
sehingga pengarang yang satu akan berlainan dengan pengarang yang lain. Pengarang cenderung menggunakan bahasa yang menyimpang dari bahasa sehari-hari yang digunakan untuk komunikasi. Penyimpangan bahasa dari kaidah
kebahasan dan bahasa sehari-hari yang digunakan untuk komunikasi ini disebut bahasa sastra yang memiliki keistimeaan, seperti banyaknya penggunaan bahasa
kiasan. (Supriyanto, 2009:17).
Bahasa kiasan atau majas merupakan penyimpangan bentuk dari kata-kata yang biasa2. Adapun menurut Slamet Muljana majas adalah susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang timbul atau hidup dalam hati penulis, yang menimbulkan suatu perasaan tertentu dalam hati pembaca (melalui Waridah,
2014:2).
2
Menurut Waridah (2014:1-30) majas terbagi menjadi tiga jenis kelompok, yaitu majas pertentangan, majas perbandingan, majas penegasan.
a. Majas Pertentangan
Majas pertentangan terdiri dari tiga majas yaitu, majas antithesis, majas paradoks, dan majas oksimoron (Waridah, 2014:2-3). Yang dimaksud dengan majas antithesis adalah majas yang mengungkapkan suatu maksud dengan menggunakan
kata-kata yang berlawanan, contohnya adalah semua kebaikan ayahnya dibalasnya dengan keburukan yang menyesakkan dada, ia berjuang siang dan malam tanpa
peduli hujan atau terik demi mencari biaya pengobatan anaknya, sebelum memutuskan sesuatu sebaiknya pertimbangkan terlebih dahulu akibat baik atau buruknya (Waridah, 2014:2).
Adapun yang dimaksud dengan majas paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada, contohnya
adalah jiwanya terasa sepi di tengah hingar-bingar pesta, hati boleh panas tapi kepala tetap dingin agar kita tidak salah mengambil keputusan, perselisihan kecil di antara kelomok itu telah menjadikan kawan dan lawan (Waridah, 2014:3).
Yang terakhir adalah majas oksimoron adalah majas yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase
b. Majas Perbandingan
Majas perbandingan terdiri atas lima majas yaitu, majas sinesteisa, majas simile,
majas alegori, majas hiperbola, dan majas simbolik (Waridah, 2014:5-16). Majas sinestesia, majas ini mempertukarkan dua indera yang berbeda, contohnya adalah
cara berbicara pemuda itu sangat kasar (kasar merupakan indera peraba yang bertukaran dengan indera pendengaran). Suasana pesta semakin hangat saat salah seorang tamu menyanyikan lagu kemesraan (hangat adalah indera peraba yang
bertukar dengan indera penglihatan). Perusahaan itu terkenal sangat pahit kepada karyawannya (pahit adalah indera pengecapan yang bertukar dengan indera
penglihatan) (Waridah, 2014:5).
Majas simile adalah majas perbandingan yang ditandai dengan kata depan dan penghubung seperti, layaknya, ibarat, bagaikan, seperti, bagai,
umpama, contohnya adalah kau umpama rembulan bagiku selalu menerangi di gelapnya malam, cara berjalannya bak puteri keraton, jalani saja hidup ini seperti
air mengalir (Waridah, 2014:6).
Adapun majas alegori adalah majas yang digunakan untuk mengungkapkan suatu hal yang melalui kiasan atau penggambaran, contohnya
adalah siapa yang tahu isi hati manusia? kedalamannya lebih dalam dari samudera, tak seorangpun dapat menyelaminya, kecuali dia sendiri dan Tuhan
mereka tidak jauh berbeda dengan tikus-tikus yang berkeliaran di lumbung padi (Waridah, 2014:7).
Majas hiperbola adalah majas yang bersifat melebih-lebihkan suatu kenyataan, contohnya adalah amarahnya tiba-tiba menggelegar di tengah suasana
yang tenang, air matanya mengalir menganak sungai, hujan turun mengiringi langkahku di pagi hari (Waridah, 2014:10).
Adapun majas perbandingan yang terakhir adalah majas simbolik yaitu,
majas yang digunakan untuk melukiskan suatu maksud dengan menggunakan simbol atau lambang, contohnya adalah kupu-kupu malam berterbangan di malam
hari mencari mangsa (kupu-kupu malam merupakan simbol bagi wanita tuna susila). Banyak tikus berkeliaran di gedung rakyat (tikus merupakan simbol bagi para koruptor). Rencana proyek itu sudah selesai dikerjakan, pelaksanaannya
tinggal menunggu lampu hijau dari penyandang dana (lampu hijau merupakan simbol sesuatu yang dapat dijalankan atau dilaksanakan) (Waridah, 2014:15-16).
c. Majas Penegasan
Majas penegasan terdiri dari dua majas yaitu majas repitisi, dan majas retoris
(Waridah, 2014:17-21). Yang dimaksud dengan majas repitisi adalah majas tentang pengulangan kata, frasa, atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk
ibu, aku hanya ingin perhatian. Tidak ada angin, tidak ada hujan, tiba-tiba saja dia masuk lalu marah-marah (Waridah, 2014:21).
Majas penegasan yang terakhir adalah majas retoris merupakan majas yang menanyakan sesuatu yang jawabannya telah terkandung dalam pernyataan
BAB 3
MAJAS DALAM LIRIK LAGU YUI YOSHIOKA
DI ALBUM GREEN GARDEN POP
Bab ini berisi tentang analisis jenis majas apa saja yang ditemukan dalam lirik lagu Yoshioka Yui pada lagu Fight, Life, dan Again dalam album Green Garden Pop. Majas sendiri dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu majas pertentangan,
perbandingan, dan penegasan.
3.1 Majas Pertentangan
3.1.1 Majas Antithesis
(2) 子供 頃 戻
今 う 生 い
怖 生
Kodomo no goro ni modoru yori mo Ima wo umaku ikite mitai yo
Kowagari wa umare tsuki
Aku ingin mencoba hidup lebih baik di masa sekarang dibandingkan dengan kembali ke masa kecilku
Sifatku yang penakut (Life)
Kalimat 子 供 頃 戻 ,今 う 生 い
(kodomo no goro ni modoru yori mo, ima wo umaku ikite mitai yo) memiliki arti
aku ingin mencoba hidup lebih baik di masa sekarang, dibandingkan dengan kembali ke masa kecilku. Masa kecil dapat diartikan pula masa kanak-kanak,
yang berumur antara dua tahun sampai dengan pubertas (sebelas tahun). Menandakan suatu masa lalu yang sudah terjadi dalam hidup seseorang.
Sehingga, kalimatnya secara harfiah adalah aku ingin mencoba hidup lebih baik di masa sekarang dibandingkan dengan kembali ke masa lalu saat aku masih
kanak-kanak dulu dengan sifatku yang penakut saat itu. Kalimat tersebut termasuk dalam majas antithesis karena menggunakan suatu maksud dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan. Yaitu, kata masa kanak-kanak di masa lalu dan masa
yang sekarang saat sudah dewasa.
(6) 子供 頃 ママ 事
傷
日 あ 変わ い
い 全部
Kodomo no goro wa mama no koto Hidoku kizutsuketa
Hi mo atta yo ne kawari tai Ima zenbu
Ada saat dimana aku menyakiti ibuku sewaktu kecil Aku ingin mengubah semuanya sekarang
(Life)
Kalimat子供 頃 ママ 事 傷 日 あ 変わ
いい 全部 (kodomo no goro wa mama no koto, hidoku kizutsuketa hi mo atta
yo ne kawari tai, ima zenbu) memiliki arti ada saat dimana aku menyakiti ibuku
sewaktu kecil, aku ingin mengubah semuanya sekarang. Arti sewaktu kecil sama
antithesis karena menggunakan suatu maksud dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan. Yaitu, kata masa kecil di masa lalu dan masa sekarang.
(5) い 振 返
今日 日
懐
Itsuka furikaeru toki Kyou no wakakarishi hi ga Kitto natsukashiku naru kara
Suatu saat jika kau menoleh ke belakang Pada masa muda saat ini
Maka kau pasti akan sangat merindukannya (Fight)
Kalimat い 振 返 今日 日 (itsuka furikaeru
toki kyou no wakakarishi hi ga) memiliki arti suatu saat jika kau menoleh ke
belakang, pada masa muda saat ini. Menoleh dapat diartikan melihat, dan belakang dapat diartikan pula sebagai masa lalu, sehingga menoleh ke belakang
mengandung arti mengingat atau mengenang akan masa lalu. Dan masa muda disimbolkan suatu masa puncak dari semangat hidup seseorang. Karena, bagi beberapa kaum muda di Jepang lebih suka untuk menghabiskan waktu dengan
bekerja, dan bersemangat untuk meraih yang dicita-citakan3.
Sehingga, kalimat harfiahnya adalah suatu hari nanti saat kita sudah tua
pasti akan sangat merindukan masa-masa muda yang penuh dengan semangat dalam mewujudkan cita-cita. Kalimat tersebut termasuk dalam majas antithesis
3Nisya, “Semangat Jepang: Sebuah Etos yang Luar Biasa”, diakses dari
karena menggunakan suatu maksud dengan menggunakan kata-kata yang berlawanan, yaitu pada kata masa lalu dan masa kini.
3.1.2 Majas Paradoks
(8) あ 日 え 全部 あ え 全部
順番 い
わ う
目 閉 見 い 見え
Ano hi kakaeta zenbu ashita kakaeru zenbu Junban tsuketari wa shinai kara
Wakatte kure masu youni
Sotto me wo tojitanda mitakunai mono made mienda mon
Segala yang kugenggam di hari itu, segala yang akan kugenggam esok Karena aku tak ingin mengurutkannya
Tolong mengertilah,
Kututup mataku tapi aku masih bisa melihat hal-hal yang tak ingin kulihat
(Again)
Kalimat 目 閉 見 い 見え
(sotto me wo tojitanda mitakunai mono made mienda mon) memiliki arti kututup
mataku tapi aku masih bisa melihat hal-hal yang tak ingin kulihat. Menutup mata dalam KBBI (2012:1510) selain artinya adalah memejamkan mata, menutup mata
bisa diartikan juga sesuatu yang secara disengaja tidak ingin tahu tentang apapun yang terjadi. Sehingga, kalimatnya secara harfiah adalah aku sudah tidak peduli tentang apapun yang sedang terjadi di sini. Namun, karena faktor lingkungan atau
Kalimat tersebut termasuk dalam majas paradoks karena mengandung pertentangan antara pernyataan dengan fakta yang ada. Kalimat kututup mataku
seharusnya tidak bisa melihat apapun. Namun dalam kalimat di atas meskipun
Daijoubu yo yasashii uso otona ni naritai
Sekalipun langit akan runtuh, aku masih dapat menerimanya Tidak apa-apa, aku ingin menjadi orang dewasa yang ramah atas kebohongan
(Fight)
Pada kalimat大丈 優 い嘘大人 い (daijoubu yo yasashii
uso otona ni naritai) memiliki arti tidak apa-apa, aku ingin menjadi orang dewasa
yang ramah atas kebohongan. Ramah dalam KBBI (2012:1136) merupakan sifat manusia yang baik dalam perilaku maupun tutur katanya. Seorang yang ramah menandakan bahwa orang tersebut dapat menerima suatu hal dengan
menyenangkan. Sedangkan, kebohongan dalam KBBI (2012:203) dapat disebut juga dusta atau palsu, yang berarti adalah suatu hal atau keadaan yang tidak
sebenarnya.
Secara harfiah kalimat di atas adalah aku dapat menerima suatu hal
menyatakan suatu maksud menggunakan kata-kata yang berlainan atau bertolak belakang dengan maksud tersebut. Ditandai dengan kalimat aku ingin menjadi
orang yang dewasa yang ramah atas kebohongan. Pada kalimat tersebut sebenarnya sedang memberikan sindiran secara halus bahwa ia ingin bersikap
dewasa dengan berpura-pura menerima kebohongan, padahal setiap manusia pastilah tidak akan terima jika dirinya dibohongi oleh orang lain.
3.1.3 Majas Oksimoron
Ganbare ganbare sousa jinsei wa hikikaesenai Berjuanglah, berjuanglah, menang atau kalah Sebenarnya adalah hal yang penting,kan?
Berjuanglah, berjuanglah, memang benar bahwa kehidupan Tidak pernah bisa kembali
(Fight)
Kalimat 頑張 頑張 勝 負 (gambare ganbare kachimake
datte) memiliki arti berjuanglah, berjuanglah, menang atau kalah. Kata menang
dalam KBBI (2012:898) adalah dapat mengalahkan musuh, lawan, atau saingan. Kata menang juga memiliki sinonim kata yaitu juara. Adapun, kalah dalam KBBI
(2012:606) adalah tidak menang dalam perkelahian, perang, pertandingan, pemilihan, dan sebagainya. Kalah menandakan suatu kegagalan.
Sehingga kalimatnya secara harfiah yaitu kita harus terus berjuang
juara atau bahkan mengalami kegagalan namun, harus tetap berusaha dan berjuang terlebih dahulu. Kalimat tersebut juga termasuk dalam majas oksimoron
karena mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama yaitu, menang atau kalah.
(12) 優 い 感謝
強 い
(I’m on the way)
進
敵 味方 歓迎
Yasashisa ni wa itsumo kansha shiteru Dakara tsuyoku naritai
(I’m on the way) Susumu tame ni
teki mo mikata mo kangai jan
Aku berterima kasih atas kebaikanmu, Itulah kenapa aku ingin jadi kuat (Aku dalam perjalanan)
Untuk terus maju,
Aku sambut kawan dan lawan (Again)
Kalimat 敵 味 方 歓 迎 (teki mo mikata mo kangai jan)
memiliki arti aku sambut kawan dan lawan. Menurut KBBI (2012:638) kawan adalah seseorang yang sudah lama dikenal dan sering berhubungan dalam hal
tertentu (dalam bermain, belajar, bekerja, dan sebagainya), dapat juga diartikan sebagai teman atau sahabat di saat senang atau susah. Adapun lawan menurut
KBBI (2012:944) adalah musuh (dalam berkelahi, bertengkar, berperang, bertanding, dan sebagainya).
Sehingga, secara harfiahnya kalimat tersebut adalah aku menerima semua
karena mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frase yang sama yaitu kata kawan dan lawan.
3.2 Majas Perbandingan
Berjuanglah, berjuanglah dengan jiwa yang membara Teruslah hidup dalam kenyataan
Berjuanglah, berjuanglah dalam hari-hari yang terbatas ini Buatlah bunga bermekaran
(Fight)
Kalimat頑張 頑張 命燃 (ganbare ganbare inochi moyashite)
memiliki arti berjuanglah, berjuanglah dengan jiwa yang membara. Jiwa menurut
KBBI (2012:586) adalah roh manusia yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan seseorang hidup, atau seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan,
pikiran, angan-angan, dan sebagainya. Adapun, kata membara menurut KBBI (2012:139) selain artinya sesuatu yang terbakar dan berapi-api, dapat diartikan juga penuh semangat. Sehingga, kalimat harfiahnya adalah kita harus selalu
berusaha sekuat tenaga kita disertai dengan pikiran yang positif, memiliki kemauan yang kuat, dan percaya bahwa kita bisa meraih apa yang sedang
Kalimat di atas termasuk dalam majas hiperbola. Karena terdapat kata jiwa membara yang merupakan ungkapan kiasan, bukan makna yang sebenarnya.
Melainkan hanya ingin melebih-lebihkan bahwa kita harus selalu berjuang dengan jiwa yang penuh dengan semangat.
(10) 赤い 一 苛立 う 身体 中燃え い
ン 期待
…現実 ?
Akai haato ga iradatsu youni Karadan naka moete irunda Honto wa kitai shiten no …Genjitsutte yatsu ?
Kegelisahan dalam hatiku ini membakar seluruh tubuhku Sebenarnya aku punya beberapa harapan
…Yang apa jadi kenyataan?
(Again)
Kalimat赤い 一 苛立 う 身体 中燃え い (akai
haato ga iradatsu youni karadan naka moete irunda) memiliki arti kegelisahan
dalam hatiku ini membakar seluruh tubuhku. Kegelisahan menurut KBBI (2012:433) merupakan perasaan atau suasana hati manusia yang menandakan
suatu ketidaknyamanan atau suatu kekhawatiran. Dan membakar dalam KBBI (2012:121) berarti menghancurkan sesuatu dengan api. Sehingga kalimat tersebut secara harfiah adalah rasa kekhawatiran yang dialami hati ini rasanya seperti
tubuh yang dibakar dengan api, begitu menyakitkan.
Kalimat di atas juga termasuk dalam majas hiperbola karena bersifat
3.2.2 Majas Simile
(4) 白い 一 綴 う
素直 吐 出 い
何 逃 い
…現実 ?
Shiroi nooto ni tsudzutta youni Motto sunao ni hakidashitai yo Nani kara nogaretainda …Genjitsutte yatsu ?
Seperti aku menulis di buku catatan putihku Aku ingin jadi lebih jujur
Dari apa aku ingin melarikan diri
…Apa dari kenyataan?
(Again)
Kalimat 白い 一 綴 う (shiroi nooto ni tsudzutta youni
motto sunao ni hakidashitai yo) memiliki arti seperti aku menulis di buku catatan
putihku. Menurut Djago Tarigan menulis berarti mengekspresikan secara tertulis, gagasan, ide, pendapat, pikiran, dan perasaan4. Buku catatan adalah buku yang berisi tentang sesuatu catatan yang penting. Buku catatan juga dapat berupa buku
harian yang berisi tentang catatan kegiatan sehari-hari. Adapun kata putih dalam KBBI (2012:1123) memiliki arti hati yang lurus, jujur, dan suci.
Jadi, secara harfiah kalimat tersebut menandakan bahwa ia ingin bersikap jujur dengan mencurahkan isi hatinya kedalam buku yang berisikan catatan hariannya. Kalimat di atas termasuk dalam majas simile karena ditandai dengan
4Dunia baca, “Pengertian Menulis Menurut Para Ahli”, diakses dari
kata depan dan penghubung yaitu kata seperti, yang di tunjukan dengan kalimat seperti aku menulis di buku catatan putihku.
3.2.3 Majas Sinestesia
Kibou no saki ni aru akogare ni te wo nobaseba Ashita datte te tesaguri mitsukeru yo
Chiriyuku kara utsukushii to iu Imi ga wakattekita
Gomenne mou sukoshi otona ni naru kara
Jika ada keinginan yang ingin kau raih, maka jangkaulah dengan penuh kerinduan
Bahkan kitapun akan meraba-raba untuk meraih hari esok
Aku bisa menemukan makna dari perkataan indah yang berjatuhan Maafkan aku, sedikit lagi aku akan menjadi dewasa
(Fight)
Kalimat 明日 手 見 (ashita datte te tesaguri
mitsukeru yo) memiliki arti bahkan kitapun akan meraba-raba untuk meraih hari
esok. Meraba-raba menurut KBBI (2012:1127) adalah menyentuh (memegang,
menjamah) dengan telapak tangan karena hendak merasai atau mencari sesuatu, selain itu dapat juga diartikan dengan menduga atau mengira-ira, menerka sesuatu yang masih samar atau masih rahasia.
Sehingga kalimatnya secara harfiah adalah bahkan kitapun akan dapat memprediksikan atau menerka apa yang akan terjadi besok. Kalimat di atas
merupakan sentuhan yang bisa dirasakan dari salah satu indera yaitu indera
Egaku yume ga subete kanau wake nado nai kedo Anata datte wakatteiru hazu yo
Kowaresouna sora datte Atashi wa ukeireru kara
Tidak semua mimpi yang kau gambarkan akan menjadi kenyataan Kau seharusnya mengerti hal itu
Sekalipun langit akan runtuh, aku masih dapat menerimanya (Fight)
Kaliamat 壊 う 空 あ 受 入
(kowaresouna sora datte atashi wa ukeireru kara) memiliki arti sekalipun langit
akan runtuh, aku masih dapat menerimanya. Langit memiliki makna harapan dalam kehidupan manusia. Karena, dalam agama Shinto, yang merupakan agama resmi Negara Jepang, mempercayai adanya dewa-dewa langit (Amat-su kami)5. Penganut Shinto biasanya akan pergi ke kuil yang disebut Jinja untuk memuja serta berdoa kepada para dewa agar harapan dan cita-cita mereka dapat
diwujudkan. Sehingga dapat dikatakan bahwa bagi orang Jepang, langit adalah
5Muhammad Kholid Ismatulloh, “Shito Agama Endemik dari Jepang”, diakses dari
simbol suatu harapan. Adapun kata runtuh menurut KBBI (2012:1192) menandakan suatu kejatuhan maupun kegagalan.
Sehingga secara harfiah kalimat tersebut adalah meskipun aku gagal menggapai cita-cita dan harapanku, aku masih bisa menerimanya. Kalimat di atas
termasuk dalam majas alegori karena mengungkapkan suatu hal melalui kiasan atau penggambaran. Dalam hal ini terdapat pada kalimat sekalipun langit runtuh yang berarti sekalipun aku gagal meraih harapanku.
(3) 陽 あ 場所 出
両手 広
あ 空越え ?
思
Hi no ataru basho ni dete Ryoute wo hirogete mita nara Ano sora koete yukeru ka na? Nante omottanda
Aku pergi keluar ke tempat di bawah sinar matahari dan meregangkan lenganku
Bisakah aku melintasi langit itu? Itulah yang ku pikirkan
(Life)
Kalimat あ 空越え ? (ano sora koete yukeru ka na?)
memiliki arti bisakah aku melintasi langit itu? Itulah yang ku pikirkan. Langit
seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya merupakan simbol harapan atau cita-cita. Adapun kata melewati menurut KBBI (2012:823) berarti dapat menjangkau atau dapat tercapai.
Sehingga secara harfiah kalimat tersebut adalah apakah cita-cita dan harapanku dapat tercapai? itulah pertanyaan yang aku pikirkan. Kalimat di atas
atau penggambaran. Dalam hal ini terdapat pada kalimat dapatkah aku melintasi langit itu? yang berarti dapatkah cita-citaku tercapai?.
(2)あ 頃 い 戻 い訳 い
無 空 探
わ う
犠牲 う 悲 い顔
Ano koro mitai nitte modoritai wake ja nai no Nakushite kita sora wo sagashiteru
Wakatte kure masu youni
Gisei ni natta youna kanashii kao wa yamete yo
Ini bukan karena aku ingin kembali ke waktu itu Aku hanya mencari langitku yang hilang
Tolong mengertilah,
Berhenti menunjukkan wajah yang terlihat sedih itu (Again)
Kalimat 無 空 探 (nakushite kita sora wo
sagashiteru) memiliki arti aku hanya mencari langitku yang hilang. Langit
menandakan suatu harapan atau cita-cita seperti yang telah dijelaskan pada penjelasan sebelumnya. Adapun kata mencari menurut KBBI (2012:245) adalah berusaha mendapatkan (menemukan, memperoleh). Dan kata hilang menurut
KBBI (2012:498) adalah tidak ada lagi, lenyap atau sirna.
Sehingga, secara harfiah kalimat tersebut adalah ia berusaha
mendapatkan kembali harapan atau cita-citanya yang telah sirna. Kalimat di atas merupakan majas alegori karena, mengungkapkan suatu hal melalui kiasan atau penggambaran. Dalam hal ini terdapat pada kalimat mencari langitku yang hilang.
(2) 頑張 頑張 命燃
続 現実 生
頑張 頑張 限 あ 日々
Ganbare ganbare inochi moyashite Tsuzuku genjitsu ikiteyuku
Ganbare ganbare kagiriaru hibi ni… Hana wo sakaseru hana wo sakaseru
Berjuanglah, berjuanglah dengan jiwa yang membara Teruslah hidup dalam kenyataan
Berjuanglah, berjuanglah dalam hari-hari yang terbatas ini Buatlah bunga bermekaran.. Buatlah bunga bermekaran.. (Fight)
Kalimat 花 咲 花 咲 (hana wo sakaseru hana wo
sakaseru) memiliki arti buatlah bunga bermekaran buatlah bunga bermekaran. Di
Jepang ada istilah Hanakotoba (花 言葉) yang artinya bahasa bunga, terdiri dari
dua kata yaitu hana (花) yang artinya bunga, dan kotoba (言葉) yang artinya kata. Setiap jenis bunga pasti memiliki arti, dan karena bunga terdiri dari berbagai
macam jenis maka tidak heran bila satu jenis bunga mempunyai berbagai macam arti.
Dalam lirik di atas menggunakan makna dari bunga sakura karena, bunga sakura merupakan simbol bagi Negara Jepang. Bagi masyarakat Jepang sendiri bunga tersebut membawa keindahan, kebahagiaan, dan bermakna bagi banyak
orang6. Adapun kata mekar bagi orang Jepang adalah melambangkan kehidupan manusia yang begitu singkat. Bunga yang bermekaran dengan begitu indahnya
hanya akan berselang selama beberapa minggu saja, kemudian akan layu berguguran tertiup angin, mati, lalu menghilang7.
6
J-Cul, “17 Makna Bunga Jepang”, diakses dari http://j-cul.com/17-makna-bunga-jepang/, pada tanggal 28 Jui 2016 pukul 3:04 WIB
7
Maxmanroe, “Hidup Hanya Sesingkat Sakura”, diakses dari
Sehingga secara harfiah adalah meskipun hidup ini sangatlah singkat, tetapi harus diisi dengan saling memberi kebahagiaan, bermakna bagi banyak
orang, dan berbuat baik dalam kehidupan terhadap sesama manusia, sebelum akhirnya meninggal dan menghilang bersama waktu.
Kalimat di atas termasuk dalam majas alegori karena mengungkapkan suatu hal melalui kiasan atau penggambaran. Dalam hal ini terdapat pada kalimat buatlah bunga bermekaran.
3.2.5 Majas Simbolik
(4) 飛 立 為 翼
見え い
ン ン 行 い 生
Tobitatsu tame no tsubasa sore wa mada mie nai
Kantan ni ika nai kara ikite yukeru
Sayap yang kugunakan untuk terbang masih belum terlihat Karena tidak mudah, bahwa aku bisa melanjutkan hidup
(Life)
Kalimat 飛 立 為 翼 見 え い(tobitatsu tame no
tsubasa sore wa mada mie nai) memiliki arti sayap yang kugunakan untuk terbang
masih belum terlihat. Kegunaan sayap adalah untuk terbang, dan terbang disini maksudnya adalah menggapai impian8. Sehingga sayap di sini artinya adalah sarana untuk menggapai impian tersebut.
8Mubarok Akil, “Sayap Elang”, diakses dari
Sehingga secara harfiah kalimat tersebut adalah aku memiliki impian dalam hidup, namun untuk mewujudkan impian tersebut terasa sangat sulit,
karena aku belum memiliki apapun, belum memiliki modal atau belum memiliki hal yang dibutuhkan untuk mewujudkan impian tersebut. Kalimat di atas termasuk
dalam majas simbolik karena melukiskan suatu maksud dengan menggunakan simbol yaitu sayap.
(7) 陽 あ 場所 出
手 強 握 い
あ 場所あ 時 壊
I can change my life
Hi no ataru basho ni dete Kono te wo tsuyoku nigitte mitai Ano basho ano toki wo kowashite I can change my life
Aku pergi keluar ke tempat di bawah sinar matahari Dan mencoba menggenggam erat tanganku
Aku akan menghancurkan tempat itu Saat itu aku bisa mengubah hidupku
(Life)
Kalimat 陽 あ 場所 出 (hi no ataru basho ni dete) memiliki
arti aku pergi keluar ke tempat di bawah sinar matahari. Jepang merupakan Negara yang dijuluki sebagai Negara matahari. Karena, Negara jepang yang
dipercaya sebagai dewa tertinggi9. Bagi masyarakat Jepang Dewa Matahari disebut dengan Amaterasu Omikami (天照大神)10
.
Sehingga, secara harfiah kalimat di atas adalah aku menghadap kepada
Tuhan untuk beribadah kepada-Nya. Kalimat di atas termasuk dalam majas simbolik karena melukiskan suatu maksud dengan menggunakan simbol matahari
sebagai Tuhan. Chizu wo hirogete miru kedo I know, you know
Mayoi michi mo shikata nai I can change my life
Aku pergi keluar ke tempat di bawah sinar matahari Dan membuka sebuah peta, tapi
Aku tahu.. Kau tahu.. bahwa keragu-raguan tak bisa ditolong Aku bisa mengubah hidupku
(Life)
Kalimat地図 広 (chizu wo hirogete miru kedo) memiliki
arti membuka sebuah peta. Peta adalah sebuah alat yang digunakan untuk
9
Arni febrian, “Reformasi Shinto pada Masa Tokugawa (1603-1868)”, diakses dari
http://repository.upi.edu/3211/4/S_SEJ_0800135_Chapter1.pdf, pada tanggal 7 September 2016 pukul 14:49 WIB
10
memberi petunjuk arah tujuan kepada kita, dan sebagai alat bantu yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan diberbagai bidang11.
Sehingga kalimat di atas secara harfiah adalah aku harus memulai untuk merencanakan tujuan hidup apa saja yang akan aku capai di masa depan. Kalimat
di atas termasuk dalam majas simbolik karena melukiskan suatu maksud dengan menggunakan simbol yaitu peta.
(1) 夢 追い い
曲 細い道人
Yume no tsuzuki oikakete ita hazu nano ni Magari kunetta hosoi michi hito ni tsumazuku
Aku masih terus mengejar kelanjutan mimpiku
Aku tersandung orang-orang di jalan berliku yang sempit ini
(Again)
Kalimat 曲 細い道 人 (magari kunetta hosi
michi hito ni tsumazuku) memiliki arti aku tersandung orang-orang di jalan yang
sempit ini. Kata tersandung dalam KBBI (2012:1220) memiliki arti jatuh,
terhalang, atau mendapatkan suatu rintangan. Jalan berliku dalam KBBI (2012:827) diartikan pula jalan yang berkelok-kelok dan susah, menandakan suatu kehidupan yang berbeli-belit dan sulit. Sempit dalam KBBI (2012:1264) diartikan
sebagai kesusahan dalam hidup. Sehingga kalimat di atas secara harfiah adalah aku terus berjuang untuk menggapai cita-citaku meskipun aku hidup di kehidupan
yang sulit dengan orang-orang yang menghalangiku. Kalimat di atas termasuk
11Oktaviantika, “Mengenal Prinsip Dasar Peta dan Pemetaan”, diakses dari
dalam majas simbolik karena melukiskan suatu maksud dengan menggunakan simbol jalan berliku yang sempit.
(2) 罪 最後 淚 い
背負
出口見え い感情迷路
誰 待 ?
Tsumi no saigo wa namida ja nai yo Zutto kurushiku seotte kimi da Ideguchi mienai kanjou meiro ni Dare wo matter no ?
Air mata bukanlah akhir dari kesalahan Itu adalah pengingat rasa sakit
Aku tak bisa melihat jalan keluar di labirin ini Untuk siapa aku menunggu?
(Again)
Kalimat 罪 最後 淚 い (tsumi no saigo wa namida ja nai
yo) memiliki arti air mata bukanlah akhir dari kesalahan. Saat seseorang
mengeluarkan air matanya, dapat dikatakan orang tersebut menangis. Menangis merupakan ungkapan perasaan sedih, kecewa, menyesal, dan lain sebagainya
dengan mencucurkan air mata12.
Pada lirik di atas menunjukan bahwa air mata bukanlah akhir dari
kesalahan karena, suatu kesalahan yang membuat kita sedih dan kecewa dapat kita perbaiki, dan kita bisa mengubahnya menjadi kebahagiaan. Namun, sesungguhnya air mata adalah pengingat rasa sakit. Agar kita tidak melupakan bahwa kita pernah
melewati titik terendah di dalam hidup kita saat kita merasa sedih atau kecewa hingga kita pernah menitihkan air mata. Pada kalimat di atas merupakan majas
12Wiktionary, “menangis”, diakses d
simbolik karena melukiskan suatu maksud dengan menggunakan simbol yaitu air sekarang begitu sulit, rumit, dan membingungkan, seperti seseorang yang tidak
mampu menemukan jalan keluar dari suatu labirin. Dan ia tidak tahu dalam hidupnya entah siapa yang sedang ia tunngu. Kalimat di atas merupakan majas
simbolik karena menggunakan simbol labirin yang memiliki arti sesuatu yang sulit dan rumit.
(13) う 次 ア 開 ?考え ?
う引 返 い
物語 始
目 覚 目 覚
Dou yatte tsugi no doa akerun dakke ? kangaeteru ? Mou hiki kaesenai monogatari hajimatterunda Me wo samase me wo samase
Bagaimana aku bisa membuka pintu selanjutnya? Aku pikir Aku tak akan kembali lagi
Cerita segera dimulai
Buka matamu, buka matamu (Again)
13Wiktionary, “labirin”, diakses dari
Kalimat う 次 ア 開 ?考え ? (dou yatte
tsugi no doa akerun dakke ? kangaeteru ?) memiliki arti bagaimana aku bisa
membuka pintu selanjutnya?. Menurut KBBI (2012:1078) pintu merupakan sesuatu untuk masuk dan keluar dari suatu tempat. Adapun pintu selanjutnya
artinya adalah kehidupan yang baru. Secara hafiahnya kalimat di atas adalah ia meragukan apakah ia bisa merubah hidupnya dengan memulai kehidupan yang
baru, namun ia takut jika ia tidak bisa kembali seperti ke kehidupan seperti sekarang ini. Namun, ia berusaha menyadari bahwa cerita baru dalam hidupnya akan di mulai saat ia berani memulai suatu kehidupan yang baru. Kalimat di atas
merupakan majas simbolik karena melukiskan suatu maksud dengan menggunakan simbol pintu.
Ganbare ganbare kagiriaru hibi ni… Hana wo sakaseru
Berjuanglah, berjuanglah dengan jiwa yang membara Teruslah hidup dalam kenyataan
Berjuanglah, berjuanglah dalam hari-hari yang terbatas ini Buatlah bunga bermekaran..
Kalimat頑張 頑張 命燃 (ganbare ganbare inochi moyashite)
memiliki arti berjuanglah, berjuanglah dengan jiwa yang membara. Secara harfiah kalimat tersebut adalah kita harus terus berjuang dan berjuang dalam hidup
dengan penuh semangat. Dan kalimat 頑張 頑張 限 あ 日々 (ganbare
ganbare kagiriaru hibi ni) memiliki arti berjuanglah, berjuanglah dalam hari-hari
yang terbatas ini. Secara harfiah kalimat tersebut adalah kita harus berjuang dan terus berjuang walaupun dalam kehidupan sehari-hari kita penuh dengan keterbatasan. Kalimat di atas merupakan majas repetisi karena terdapat
pengulangan kata yang dianggap penting untuk memberikan penekanan yaitu pada berjuanglah, berjuanglah.
(8) あ 日 え 全部 あ え 全部
順番 い
わ う
Ano hi kakaeta zenbu ashita kakaeru zenbu Junban tsuketari wa shinai kara
Wakatte kure masu youni
Segala yang kugenggam di hari itu, segala yang akan kugenggam esok Karena aku tak ingin mengurutkannya
Tolong mengertilah, (Again)
Kalimat あ 日 え 全部あ え 全部 (ano hi kakaeta
zenbu ashita kakaeru zenbu) memiliki arti segala yang kugenggam di hari itu, segala yang kegenggam esok. Kata genggam dalam KBBI (2012:440) adalah
sesuatu yang dimiliki atau yang dikuasai. Sehingga, secara harfiah kalimat di atas adalah aku hanya ingin dimengeri bahwa aku tidak memperdulikan apa yang aku
termasuk dalam majas repetisi karena terdapat pengulangan kata yang di anggap penting untuk memberikan penekanan yaitu pada kata kugenggam yang berarti
kumiliki.
(13) う 次 ア 開 ?考え ?
う引 返 い
物語 始
目 覚 目 覚
Dou yatte tsugi no doa akerun dakke ? kangaeteru ? Mou hiki kaesenai monogatari hajimatterunda Me wo samase me wo samase
Bagaimana aku bisa membuka pintu selanjutnya? Aku pikiraku tak akan kembali lagi
Cerita segera dimulai
Buka matamu, buka matamu
(Again)
Kalimat 目 覚 目 覚 (me wo samase me wo samase)
memiliki arti buka matamu, buka matamu. Buka mata dalam KBBI (2012:752)
dapat diartikan mulai mengetahui (mengerti). Secara harfiah kalimat di atas adalah tolong kamu mengertilah bahwa kehidupan baru akan segera dimulai dan tidak
Ganbare ganbare kachimake datte Hontou wa daiji na koto nan da ne
Ganbare ganbare sousa jinsei wa hikikaesenai Berjuanglah, berjuanglah, menang atau kalah Sebenarnya adalah hal yang penting,kan?
Berjuanglah, berjuanglah, memang benar bahwa kehidupan Tidak pernah bisa kembali
(Fight)
Kalimat 頑張 頑張 勝 負 本当 大事
(ganbare ganbare kachimake datte hontou wa daiji na koto nan da ne) memiliki
arti berjuanglah, berjuanglah, menang atau kalah sebenarnya adalah hal yang penting, kan?. Kalimat tersebut merupakan majas retoris karena, pertanyaan
tersebut menanyakan sesuatu yang jawabannya telah terkandung dalam pertanyaan tersebut. Dan tentu saja, menang atau kalah merupakan suatu hal yang
BAB 4 PENUTUP
4.1 Simpulan
Majas menjadi salah satu unsur yang penting dalam suatu lirik lagu. Analisis majas yang dilakukan terhadap lirik lagu Yoshioka Yui yang berjudul
Fight, Life, dan Again dalam album Green Garden Pop, dapat digunakan untuk mencari makna akibat adanya bentuk penyimpangan dari bahasa yang biasa digunakan pada umumnya. Dengan menemukan makna yang tersirat di dalam
majas tersebut secara langsung ditemukan pula pesan-pesan yang hendak disampaikan di dalam ketiga lirik lagu tersebut. Pesan tersebut ditujukan untuk
para kaum muda agar berani untuk bercita-cita setinggi-tingginya, walaupun terkadang hidup penuh cobaan dan rintangan namun, harus terus dijalani dengan
penuh semangat dan pantang menyerah.
Majas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu majas pertentangan, majas perbandingan, dan majas penegasan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan
sebelumnya, hasil dari analisis jenis majas menunjukkan majas pertentangan yang diperoleh adalah berjumlah tujuh, dengan tiga majas antithesis, dua majas
paradoks, dan dua majas oksimoron. Selain itu diperoleh juga empat belas majas perbandingan, dengan dua majas hiperbola, satu majas simile, satu majas sinestesia, empat majas alegori, dan enam majas simbolik. Adapun untuk majas
NO JENIS MAJAS JUMLAH 1 Pertentangan Antithesis 3
Paradoks 2 7
Berdasarkan tabel di atas memperlihatkan bahwa jenis majas perbandingan merupakan jenis majas yang paling dominan dalam lirik Fight, Life,
dan Again yang meliputi majas hiperbola, simile, sinestesia, alegori, dan simbolik. Total keseluruhan majas perbandingan ialah empat belas majas. Majas
perbandingan ini paling banyak digunakan oleh penulis lirik lagu untuk menyampaikan nasihat di dalamnya dengan menggunakan bahasa kiasan.
4.2 Saran
Pada penelitian ini menjelaskan jenis-jenis majas berdasarkan majas pertentangan,
perbandingan, penegasan. Di dalam majas pertentangan itu sendiri masih banyak sekali majas selain majas antithesis, paradoks, dan oksimoron yang telah
dijelaskan di bab sebelumnya. Majas anakronisme, dan majas kontradiksi interminus misalnya, juga merupakan bagian dari majas pertentangan. Begitupun dengan jenis majas perbandingan, penegasan, dan sindiran, di dalam ketiga jenis
Green Garden Pop milik Yoshioka Yui ini terdapat delapan belas lirik lagu, sehingga alangkah lebih baik bila ada peneliti selanjutnya yang akan meneliti
mengenai majas lainnya yang yang terdapat pada album tersebut.
Selain lirik lagu, masih banyak karya sastra yang di dalamnya